Rabu, 11 Juni 2008

Karya Tulis Ilmiah

A.Latar Belakang

Tsunami (secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah sebuah ombak yang terjadi setelah sebuah gempa bumi, gempa laut, gunung berapi meletus, atau hantaman meteor di laut. Istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang “tsu” yang berarti gelombang dan “nami” pelabuhan. Secara bebas, tsunami diartikan sebagai gelombang laut yang melanda pelabuhan. Tsunami umumnya diakibatkan gempa bumi bawah laut. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Terjadilah aliran energi air laut, yang seketika sampai di pantai menjadi gelomabang besar yang di sebut tsunami

Tenaga setiap tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Dengan itu, apabila gelombang menghampiri pantai, ketinggiannya meningkat sementara kelajuannya menurun. Gelombang tersebut bergerak pada kelajuan tinggi, hampir tidak dapat dirasakan efeknya oleh kapal laut (misalnya) saat melintasi di laut dalam, tetapi meningkat ketinggian hingga mencapai 30 meter atau lebih di daerah pantai. Tsunami bisa menyebabkan kerusakan erosi dan korban jiwa pada kawasan pesisir pantai dan kepulauan.


D

1


ampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.

K

2


ebanyakan kota di sekitar Samudra Pasifik, terutama di Jepang juga di Hawaii, mempunyai sistem peringatan dan prosedur pengungsian sekiranya tsunami diramalkan akan terjadi. Tsunami akan diamati oleh pelbagai institusi seismologi sekeliling dunia dan perkembangannya dipantau melalui satelit.

Bukti menunjukkan tidak mustahil terjadinya megatsunami, yang menyebabkan beberapa pulau tenggelam.

Kecepatan gerakan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi. Kecepatan bisa mencapai ribuan kilometer, bila tsunami mencapai pantai, kecepatan 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya Di tengah laut tinggi gelombangtsunami paling besar sekitar lima meter, maka saatmencapai pantai tinggigelombangnya bisa mencapai pulujan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencpai pantai tsunami akan merayap masuk dratan jauh dari garis pantai dengan jankauan lima ratus meter dari garis pantai.

Dan gempa di Indonesia telah menelan lebih dari 126.000 korban jiwa. Puluhan gedung hancur oleh gempa utama, terutama di Meulaboh dan Banda Aceh di ujung Sumatra. Di Banda Aceh, sekitar 50% dari semua bangunan rusak terkena tsunami. Tetapi, kebanyakan korban disebabkan oleh tsunami yang menghantam pantai barat Aceh dan Sumatra Utara.


Foto dari kerusakan sulit diperoleh karena adanya pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka, yang mengakibatkan sedikitnya jumlah reporter, pejabat pemerintah dan tim penolong di Sumatra Utara. Pejabat pemerintah khawatir akan kurangnya laporan dari kota-kota di pantai barat Sumatra, termasuk beberapa resort kecil. Kota-kota ini hanya berjarak 100 km dari episenter dan diperkirakan menerima kerusakan berat, dan juga Pulau Simeulue dan Pulau Nias.

3




















B

4



.Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul masalah:

1.Apakah penyebab terjadinya tsunami?

2.Bagaimana sistem peringatan tsunami?

3.Bagaimanakah cara kerjanya?

4.Apakah yang harus kita lakukan apabila menghadapi tsunami?

5.Apa saja tanda-tanda terjadinya tsunami



C.Tujuan


Saya menulis bahasan tentang tsunami, karena mungkin dengan ini saya dapat menginformasikan sedikit mengenai tsunami dan apa saja cara untuk menghindari tsunami tersebut. Serta memberitahukan sedikit tentang sejarah mengenai tsunami.









D

5



.CARA PENGUMPULAN DATA

Saya mengumpulkan data dengan cara studi pustaka bahwa Pada tanggal 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi dahsyat di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh. Gempa terjadi pada waktu 7:58:53 WIB. Pusat gempa terletak pada bujur 3,298° LU dan 95,779 BT kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer. Gempa ini berkekuatan 9,3 menurut skala Richter dan ini merupakan gempa bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini yang menghantam Asia Tenggara dan Asia Selatan Gempa bumi mengakibatkan tsunami (gelombang pasang) yang menelan sangat banyak korban jiwa. Dipastikan lebih dari 150.000 jiwa tewas. Dan sedikit mendapat dari internet.



E.RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pembatasana masalah karya tulis berada di Aceh. Karena data dari Aceh adalah data yang telah saya dapatkan. Dan gempa di Indonesia telah menelan lebih dari 126.000 korban jiwa. Puluhan gedung hancur oleh gempa utama, terutama di Meulaboh dan Banda Aceh di ujung Sumatra. Di Banda Aceh, sekitar 50% dari semua bangunan rusak terkena tsunami. Tetapi, kebanyakan korban disebabkan oleh tsunami yang menghantam pantai barat Aceh dan Sumatra Utara.

Inilah ruang lingkup pembatasan masalah saya.




A.Penyebab terjadinya tsunami

Skema terjadinya tsunamiTsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.


Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan kesetimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.


K

6



ecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.

7




Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.


Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.


Syarat terjadinya tsunami akibat gempa

-Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 – 30 km)

-Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter

-Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun




B

8



. Sistem Peringatan Dini

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sistem peringatan tsunami

Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani kejadian tsunami. Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar atu permukaan laut yang terknoneksi dengansatelit.


Perekam tekanan di dasar laut bersama-sama denganperangkat yang mengapung di laut buoy, dapat digunakan untuk mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh pengamat manusia pada laut dalam. Sistem sederhana yang pertama kali digunakan untuk memberikan peringatan awal akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawai pada tahun 1920-an. Kemudian, sistem yang lebih canggih dikembangkan lagi setelah terjadinya tsunami besar pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960. Amerika serikat membuat Pasific Tsunami Warning Center pada tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan peringatan internasional pada tahun 1965.


Salah satu sistem untuk menyediakan peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang di pantai Barat Amerika Serikat, Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific Northwest Seismograph Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas.

H

9



ingga kini, ilmu tentang tsunami sudah cukup berkembang, meskipun proses terjadinya masih banyak yang belum diketahui dengan pasti. Episenter dari sebuah gempa bawah laut dan kemungkinan kejadian tsunami dapat cepat dihitung. Pemodelan tsunami yang baik telah berhasil memperkirakan seberapa besar tinggi gelombang tsunami di daerah sumber, kecepatan penjalarannya dan waktu sampai di pantai, berapa ketinggian tsunami di pantai dan seberapa jauh rendaman yang mungkin terjadi di daratan. Walaupun begitu, karena faktor alamiah, seperti kompleksitas topografi dan batimetri sekitar pantai dan adanya corak ragam tutupan lahan (baik tumbuhan, bangunan, dll), perkiraan waktu kedatangan tsunami, ketinggian dan jarak rendaman tsunami masih belum bisa dimodelkan secara akurat.



Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia

Indonesia saat ini sedang melakukan pekerjaan pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami. Salah satu proyek yang dikerjakan adalah kerjasama dengan negara Jerman. Proyek ini bernama GITEWS (German Indonesia Tsunami Early Warning System). Ada 3 pilot area yang dipilih untuk pelaksanaan proyek ini yaitu Kota Padang, Jawa Tengah (Cilacap, Kebumen dan Bantul) serta Bali (Kab. Badung).


Pengembangang Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak dan instansi-instansi pemerintah. Sebagai koordinator dari pihak Indonesia adalah Kementrian RISTEK (Riset dan Teknologi). Sedangkan instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan INFO GEMPA dan PERINGATAN TSUNAMI adalah BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika)

10




Tujuan utama pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini adalah untuk terciptanya sebuag sistem yang dapat menginformasikan serta memperingatkan masyarakat luas apabila terjadi suatu Gempa yang berpotensi Tsunami DALAM WAKTU SESINGKAT SINGKATNYA agar kerugian Nyawa dan Materi dapat dihindarkan semaksimal mungkin.















C

11




.Cara Kerja

Sebuah Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah merupakan rangkaian sistem kerja yang rumit dan melibatkan banyak pihak secara internasional, regional, nasional, daerah dan bermuara di Masyarakat.


Apabila terjadi suatu Gempa, maka kejadian tersebut dicatat oleh alat Seismograf (pencatat gempa). Dilautan, peralatan-peralatan elektronis juga mencatat serta merekam data-data dasar serta permukaan laut. Data-data tersebut kemudian dikirim melalui Satelit kekantor-kantor yang berwenang. (untuk indonesia bernama BMG). Selanjutnya BMG akan mengeluarkan INFO GEMPA yang disampaikan melalui peralatan teknis secara simultan. Cara serta cara penyampaian Info Gempa tersebut untuk saat ini adalah melalui Telepon, Facsimile, SMS, RANET (Radio Internet), FM RDS (Radio yang mempunyai fasilitas RDS/Radio Data System. Apabila gempa tersebut telah memenuhi syarat atau kondisi terjadinya Tsunami, maka BMG akan mengeluarkan peringatan Awas Tsunami.Artinya, gempa tersebut berpotensi untuk menimbulkan Tsunami. Untuk jenis Peringatan ini maka, pemerintah mengeluarkan isu evakuasi. Untuk kategori Awas Tsunami ini, Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan untuk membunyikan SIRENE yang berarti Lakukan Evakuasi ! Peringatan Awas Tsunami ini juga akan secara otomotis ditampilkan melalui Mass Media Elektronik TV dan Radio.


P

12



engalaman serta banyak kejadian dilapangan membuktikan bahwa meskipun banyak peralatan canggih yang digunakan, tetapi alat yang paling efektif hingga saat ini untuk Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah RADIO. Oleh sebab itu, kepada masyarakat yang tinggal didaerah rawan Tsunami diminta untuk selalu siaga mempersiapkan RADIO FM untuk mendengarkan berita peringatan dini Tsunami. Alat lainnya yang juga dikenal ampuh adalah Radio Komunikasi Antar Penduduk. Organisasi yang mengurusnya adalah RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia). Mengapa Radio ? jawabannya sederhana, karena ketika gempa seringkali mati lampu tidak ada listrik. Radio dapat beroperasi dengan baterai. Selain itu karena ukurannya kecil, dapat dibawa-bawa (mobile). Radius komunikasinyapun relatif cukup memadai.












13




D.Cara menghadapi tsunami

Jangan panik

-Jangan menjadikan gelombang tsunami sebagai tontonan. Apabila gelombang tsunami dapat dilihat, berarti kita berada di kawasan yang berbahaya

-Jika air laut surut dari batas normal, tsunami mungkin terjadi

Bergeraklah dengan cepat ke tempat yang lebih tinggi ajaklah keluarga dan orang di sekitar turut serta. Tetaplah di tempat yang aman sampai air laut benar-benar surut. -Jika Anda sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat

-Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan

-Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan seperti di atas, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).

-Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan anda bebas dan tidak membawa apa-apa







E

14



.Tanda-tanda tsunami


Tanda2 tsunami

1.Bencana tsunami diawali oleh gempa bawah laut, biasanya terasa di wilayah pantai

2.Setelah gempa terjadi maka air laut surut sanagat renda secara tiba-tiba, seolah-olah tersedot ke dasar laut

3.Tercium bau garam yang tidak seperti biasanya dari pantai


Jika kita menghadapi tanda-tanda tersebut, beri tahulah orang-orang untuk bergerak ke tempat yang lebih tinggi. Sebelum tsunami terjadi, ketahuilah jalur menuju tempat yang aman, semisal dataran yang lebih tinggi












KESIMPULAN:


Tsunami adalah bencana yang dashyat yang dapat memakan korban yang besar. Tapi bencana ini dapat dicegah dengan memakai perngamanan sistem yang telah saya jelaskan. Dan selain sistem pengamanan yang telah ada bisa juga dicegah dengan melihat tanda-tanda tsunami apabila terjadi gempa bumi di lautan.



SARAN


-Jangan panik ,Jangan menjadikan gelombang tsunami sebagai tontonan. Apabila gelombang tsunami dapat dilihat, berarti kita berada di kawasan yang berbahaya

-Jika air laut surut dari batas normal, tsunami mungkin terjadi

-Bergeraklah dengan cepat ke tempat yang lebih tinggi ajaklah keluarga dan orang di sekitar turut serta. Tetaplah di tempat yang aman sampai air laut benar-benar surut. -Jika Anda sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat

-Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan

-

15



Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan seperti di atas, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).

-

16



Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan anda bebas dan tidak membawa apa-apa

Sesudah tsunami

-Ketika kembali ke rumah, jangan lupa memeriksa kerabat satu-persatu

-Jangan memasuki wilayah yang rusak, kecuali setelah dinyatakan aman

-Hindari instalasi listrik

-Datangi posko bencana, untuk mendapatkan informasi Jalinlah komunikasi dan kerja sama degan warga sekitar

-Bersiaplah untuk kembali ke kehidupan yang normal


Sebaiknya cara ini dilakukan, karena ini telah diumumkan oleh BMG yang telah melakukan latihan tsunami di berbagai daerah.











-Iwan, W.D., editor, 2006, Summary report of the Great Sumatra Earthquakes and Indian Ocean tsunamis of 26 December 2004 and 28 March 2005: Earthquake Engineering Research Institute, EERI Publication #2006-06, 11 chapters, 100 page summary, plus CD-ROM with complete text and supplementary photographs, EERI Report 2006-06. [www.eeri.org] ISBN 1-932884-19-X

Dudley, Walter C. & Lee, Min (1988: 1st edition) Tsunami! ISBN 0-8248-1125-9 link

-Kenneally, Christine (December 30 2004). "Surviving the Tsunami". Slate. link

-Macey, Richard (January 1 2005). "The Big Bang that Triggered A Tragedy", The Sydney Morning Herald, p 11 - quoting Dr Mark Leonard, seismologist at Geoscience Australia.

-Lambourne, Helen (March 27 2005). "Tsunami: Anatomy of a disaster". BBC News. link

abelard.org. tsunamis: tsunamis travel fast but not at infinite speed. Website, retrieved March 29 2005. link

-The NOAA's page on the 2004 Indian Ocean earthquake and tsunami

-WWW.ID.WIIPEDIA.ORG